kucing hoki |
Bangsa Tionghoa sudah terbiasa hidup sederhana. Dari kesederhanaan
itu, daya kreatif mereka terpacu. Itulah sebabnya mereka bisa membuat berbagai
alat, mesin, dan bahkan benda teknologi canggih seperti yang orang barat ciptakan.
Telah kita ketahui bersama bahwa orang Tiongkok atau orang
Tionghoa, kebanyakan sukses dalam berwirausaha. Terkadang, orang yang iri
justru menganggap orang Tionghoa adalah orang pelit. Padahal? Yang mengatakan
seperti itu belum tentu seorang yang dermawan. Ditambah lagi belum tentu
terbukti sukses.
Pada saat ini, bukan semestinya lagi kita membahas hal-hal
SARA. Berfikir dan bertindak positif untuk kesejahteraan sesama hidup, lebih baik
daripada sekedar mengomentari dan menyorot gaya hidup orang banyak. Namun,
untuk berbuat positif, terkadang kita belum tentu tau konsepnya. Maka dari itu,
tulisan ini bias menjadi secuil gambaran bagi kita semua terkait kewirausahaan
atau pun bisnis yang akan kita jalani.
Dalam hal wirausaha mengumpulkan materi, kita bisa belajar pada prinsip-prinsip orang Tionghoa. Diantara prinsip dasar orang Tionghoa adalah hemat.
Orang
Tionghoa terkenal sederhana, hasil yang diperoleh tidak semua dipakai/
dikonsumsi habis. Namun, mereka menabung dan menginvestasikan pendapatannya.
Ada
filsafat Tiongkok yang berbunyi: “Hiduplah nikmat, maka nanti kau akan sengsara.
Orang-orang yang sukses dibentuk dari kehidupan yang sulit”.
Sederhana
dan prihatin-nya orang Tionghoa bukan karena mereka tidak memiliki uang. Tapi karena
kedisiplinan dan perhitungan yang matang terhadap keuangan merupakan hal yang
diprioritaskan dalam menata ekonominya. Karena, orientasi mereka untuk masa
yang panjang dan jauh, bukan hanya sesaat.
Maklum
bila orang Tionghoa dianggap pelit, karena saking kuatnya tekad disiplin dalam
hal ekonomi. Tapi, apakah mereka pelit? Tentu tidak, melainkan hanya disiplin
dan tekad yang kuat dalam membangun masa depan.
Orang
Tionghoa dalam bepergian pun terbilang hemat. Bila jarak dekat, mereka cukup
jalan kaki atau bersepeda. Bila agak jauh, mereka gunakan transportasi umum. Dan,
mereka tidak akan membeli mobil sebelum mereka merasa hartanya telah lebih dari
cukup, atau ketika putra-putrinya telah bekerja semua. Mobil itu pun jarang
dipakai, karena mereka telah terbiasa menggunakan transportasi umum, atau
kendaraan yang lebih hemat daripada mobil (misalnya sepeda motor).
Selain
itu, dalam hal kesehatan, mereka mengutamakan obat herbal alami. Sebab, selain
harganya terjangkau atau pun bahan-bahannya bisa didapat dengan mudah, obat
dokter juga dipercaya mengandung zat tambahan yang kurang alami. Mereka tidak
menginginkan masa tuanya dihabiskan untuk mengurusi permasalahan kesehatan. Hal
itu tentu sangat tidak menguntungkan sekaligus tidak membahagiakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar